(Sumber; Canva) |
Serba Food - Siapa yang tidak mengenal dimsum dan siomay? Dua makanan ini sering kali menjadi favorit di berbagai kesempatan, baik sebagai camilan sore hari maupun menu utama saat bersantai. Namun, tidak sedikit orang yang mengira keduanya sama, karena bentuknya yang serupa dan sama-sama dikukus. Apakah benar dimsum dan siomay itu identik?
Ternyata, meskipun sekilas mirip, dimsum dan siomay memiliki sejarah, bahan, serta cara penyajian yang berbeda. Dimsum merupakan bagian dari tradisi kuliner Tiongkok yang kaya, sementara siomay adalah makanan khas Indonesia yang memiliki sentuhan lokal unik.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara dimsum dan siomay agar Anda tidak lagi bingung saat memilih di meja makan. Mari kita telusuri lebih dalam, apa saja keunikan dari kedua makanan lezat ini!
Asal-Usul dan Sejarah
1. Dimsum
Dimsum memiliki akar budaya yang sangat kuat di Tiongkok. Kata "dimsum" secara harfiah berarti "mencapai hati" atau "mencoba sesuatu di hati," yang merujuk pada makanan kecil yang disajikan dalam jumlah banyak untuk menemani sesi yum cha (minum teh). Tradisi ini dimulai pada Dinasti Qing sekitar 2.000 tahun yang lalu di wilayah selatan Tiongkok, khususnya di kota-kota seperti Guangzhou.
Dimsum bukan hanya sekadar makanan, tetapi merupakan bagian dari budaya sosial yang mengedepankan kebersamaan, di mana orang berkumpul, menikmati teh, dan mencicipi berbagai jenis hidangan kecil.
Dimsum sendiri bukan hanya terdiri dari satu jenis makanan, melainkan beragam jenis, mulai dari dumpling kukus, bakpao, hingga pangsit. Setiap jenis dimsum memiliki bahan dan teknik pembuatan yang beragam, yang memberikan pengalaman makan yang kaya akan rasa dan tekstur.
2. Siomay
Siomay, di sisi lain, adalah hasil adaptasi dari dimsum yang masuk ke Indonesia melalui pengaruh budaya Tiongkok, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Siomay yang dikenal di Indonesia sekarang ini banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan lokal, terutama ikan tenggiri, tahu, dan sayuran seperti pare, yang membedakannya dari dimsum asli.
Asal mula siomay Indonesia tidak bisa lepas dari kedatangan pedagang Tionghoa di Indonesia pada abad ke-19. Namun, siomay yang kita kenal saat ini lebih dekat dengan masakan khas Bandung, yang mulai populer di seluruh negeri pada abad ke-20. Seiring waktu, siomay telah berkembang dengan berbagai variasi, termasuk penambahan lontong dan saus kacang yang menjadi ciri khas dari sajian ini.
Dengan begitu, meskipun siomay berakar dari dimsum, ia telah mengembangkan identitas yang sangat khas dan sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama sebagai jajanan kaki lima yang mudah ditemukan di berbagai sudut kota.
Baca Juga: Jenis-Jenis Dimsum Terenak yang Paling Populer di Indonesia
Bahan Utama dan Proses Pembuatan
1. Dimsum
Dimsum menggunakan berbagai bahan, seperti udang, ayam, daging sapi, atau babi, yang dibalut dengan kulit tipis dari tepung terigu. Beberapa jenis dimsum juga menggunakan bahan seperti jamur atau sayuran.
Proses pembuatannya melibatkan pengisian bahan-bahan tersebut ke dalam kulit, kemudian dikukus hingga matang. Dimsum memiliki variasi yang sangat beragam, mulai dari hakao (dumpling udang), siu mai (dumpling daging), hingga bakpao (roti isi daging).
2. Siomay
Siomay biasanya terbuat dari ikan tenggiri yang digiling halus, dicampur dengan tepung kanji dan bumbu-bumbu. Adonan ini kemudian dibungkus dengan tahu, pare, atau telur, lalu dikukus hingga matang.
Beberapa variasi siomay juga menambahkan sayuran lain seperti kol. Siomay Indonesia memiliki ciri khas, yaitu disajikan dengan lontong dan saus kacang yang kental.
Popularitas dan Kebiasaan Makan
Dimsum lebih sering dinikmati di restoran dengan suasana formal, terutama saat sesi yum cha, di mana berbagai jenis dimsum disajikan untuk menemani teh. Makanan ini umumnya dinikmati di pagi atau siang hari.
Sementara itu, siomay lebih populer sebagai makanan jalanan di Indonesia, sering ditemukan di pedagang kaki lima atau pasar malam. Siomay biasanya disajikan dengan lontong dan saus kacang, dan lebih akrab dinikmati sebagai camilan atau makan siang cepat dalam suasana santai.
Meskipun dimsum dan siomay memiliki kemiripan dalam bentuk dan cara penyajian, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Dimsum berasal dari Tiongkok dengan beragam variasi bahan dan teknik pembuatan, sementara siomay adalah adaptasi khas Indonesia, dengan bahan lokal seperti ikan tenggiri dan saus kacang.
Dimsum lebih sering dinikmati di restoran dalam suasana formal, sedangkan siomay lebih akrab sebagai makanan jalanan yang dinikmati secara santai. Meskipun berbeda, kedua hidangan ini sama-sama menawarkan kelezatan yang tak bisa dilewatkan!
0 Komentar